Kenapa Banyak Orang Jepang Kerja Part-Time (Arubaito) Meski Sudah Dewasa?
2025-11-19

Kenapa Banyak Orang Jepang Kerja Part-Time (Arubaito) Meski Sudah Dewasa?
Kalau di Indonesia kerja part-time identik dengan pelajar atau mahasiswa, di Jepang justru banyak orang dewasa yang memilih bekerja sebagai arubaito. Bahkan ada yang usia 30-50 tahun masih bertahan di pekerjaan paruh waktu. Kenapa bisa begitu? Berikut alasan-alasan utamanya:
Fleksibilitas Waktu yang Sangat Tinggi
Banyak orang Jepang, terutama ibu rumah tangga dan pekerja usia menengah, memilih arubaito karena jadwalnya jauh lebih fleksibel dibanding perkerjaan full-time (seishain). Mereka bisa menentukan shift sendiri, seperti:
- kerja hanya pagi
- kerja hanya 3—4 hari seminggu
- ambil shift ekstra ketika butuh uang
Model kerja kayak gini cocok untuk yang punya tanggung jawab lain seperti mengurus anak atau orang tua.
Tekanan Kerja Lebih Rendah
Jadi seishain (full-time) di Jepang itu berat. Tekanan tinggi, jam kerja panjang, banyak tanggung jawab, dan sering dituntut loyal. Sementara arubaito cenderung:
- tugasnya lebih sederhana
- tidak harus lembur
- tidak dibebani target besar
- tidak ikut rapat panjang
Buat banyak orang Jepang, terutama yang tidak ingin "hidup untuk kerja", pilihan ini jauh lebih sehat.
Peralihan Setelah Kehilangan Pekerjaan
Ekonomi Jepang yang stagnan beberapa tahun terakhir membuat banyak pekerja full-time terkena PHK atau tidak bisa menemukan pekerjaan seishain baru. Akhirnya mereka mengambil arubaito sebagai:
- sumber pemasukan sementara, atau
- langkah untuk masuk lagi ke dunia kerja
Karena perusahaan Jepang cenderung ketat dalam merekrut seishain, banyak orang dewasa terjebak lama di part-time.
Banyak Industri Memang Mengandalkan Pekerja Part-Time
Sektor seperti:
- restoran
- convenience store
- supermarket
- penginapan
- manufaktur ringan
lebih suka mempekerjakan part-time karena lebih murah dan fleksibel.
Jadi supply kerja part-time sangat besar — dan otomatis menarik orang dewasa yang butuh pekerjaan cepat.
Cocok untuk Orang Lanjut Usia
Di Jepang, orang usia 60-75 tahun masih sering bekerja. Tapi mereka sudah tidak sanggup kerja berat seperti seishain. Part-time jadi pilihan aman karena:
- jam kerja pendek
- beban kerja ringan
- tetap ada pemasukan untuk menutup biaya hidup dan pensiun yang kurang
Makanya banyak kakek/nenek bekerja di minimarket, cleaning service, atau penjaga parkir.
Cenderung Mudah Masuk Tanpa Banyak Syarat
Arubaito biasanya tidak membutuhkan:
- ijazah tinggi
- pengalaman panjang
- proses interview rumit
- kemampuan bahasa tingkat bisnis
Untuk orang Jepang yang ingin cepat dapat uang, ini pilihan paling realistis.
Ada yang Memang Suka Gaya Hidup "Low Responsibility"
Tidak semua orang Jepang ingin karier tinggi. Banyak yang lebih memilih hidup, bekerja cukup untuk bertahan, dan tidak ingin stres dengan dunia corporate. Generasi muda Jepang (Gen Z dan millenial) banyak yang punya pandangan hidup seperti ini.
Kerja parti-time bagi orang Jepang bukan tanda "gak sukses". Justru arubaito dianggap cara hidup yang sah — lebih fleksibel, lebih ringan, dan realistis untuk berbagai usia dan kondisi.
Karena itu, jangan heran kalau kamu lihat orang 40-50 tahun kerja di minimarket. Di Jepang, itu normal dan sering jadi pilihan yang paling masuk akal.